RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
RUANG LINGKUP
SOSIOLOGI
Halaman 1.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi
mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya
seorang sosiologi mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia
saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan
remaja tersebut berprilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan
masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun
di kotabaik individu ataupun kelompok merupakan ruang kajian yang cocok bagi
sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi
lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup
sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di
lingkungan masyarakat.
Ruang lingkup kajian sosiologi
tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:
1.
Ekonomi beserta kegiatan usahanya
secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi distribusi dan sumber-sumber
kekayaan alam.
2.
Masalah manajemen yaitu pihak-pihak
yang membuat kajian berkaitan dengan apa yang dialami warganya.
3.
Persoalan sejarah yaitu berhubungan
dengan catatan kronologis misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya
yang tercatat dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari
berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian
sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah sepanjang kejadian itu
memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup
kelompok-kelompok atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari
kelompok manusia. Sebagai contoh riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan
mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor,
prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara dimasa yang akan
datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia,
sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi
pengalaman yang dirasakan manusia serta proses dalam kelompoknya. Selama
kelompok itu ada maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara,
standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua
faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh
terhadap analisis sosiologi.
Sedangkan sosiologi sendiri berasal
dari bahasa latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berati
ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam
buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte
(1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi dikenal sebagai ilmu
pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang
mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.
Sosiologi hendak mempelajari
masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati
perilaku kelompok yang dibangun. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan
pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil
pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain
dan umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan
berbagai organisasi politik, ekonomi, dan sosial.
Sosiologi adalah sebuah disiplin
ilmu yang mempelajari individu kelompok dan lembaga sosial yang membentuk
masyarakat secara umum. Ini tentu saja batasan sosiologi yang sangat
sederhana, tetapi paling mudah dimengerti secara awam. Sekedar pengenalan awam
berikut akan dijelaskan secara selintas ruang lingkup kajian sosiologi
tersebut.
Sesungguhnya, ruang lingkup kajian
sosiologi sebagai ilmu sangatlah luas, mencakup hampir semua bidang kehidupan
masyarakat, baik bidang ekonomi politik agama, pendidikan, kebudayaan, tentu
saja dilihat dari perspektif (asumsi teoritis dan metodologis) sosiologi.
Setidaknya ada sejumlah elemen
penting yang menjadi perhatian ahli sosiologi dalam mempelajari masyarakat.
Elemen-elemen tersebut tercakup kepada lima area sosial, yakni: karakteristik
penduduk, prilaku sosial, lembaga sosial, lembaga sosial, elemen budaya dan
perubahan sosial. Karakteristik penduduk akan menentukan pola-pola hubungan
sosial dan truktur sosial yang tercipta dalam kehidupan sosial dimana penduduk
bertempat tinggal.
Prilaku sosial
dipelajari secara komprehensif dalam sosiologi. Dalam teori
psikologi sosial banyak dibahas tentang prilaku kelompok, sikap
kompromitas, kepemimpinan, moral kelompo dan bermacam-macam bentuk
prilaku lainnya. Juga dipelajari interaksi sosial, konflik sosial gerakan
sosial dan perang. Disini juga dipelajari tentang konsep status dan
peran, peran (role) adalah harapan sosial terhadap status (position) yang disandang
seseorang di tengah masyarakat (lingkungan).
Lembaga sosial adalah kumpulan
hubungan-hubungan sosial di masyarakat yang membentuk fungsi sosial khusus.
Lembaga sosial tersebut misalnya organisasi bisnis, pemerintah, rumah sakit,
masjid atau pesantren atau sekolah.Masing-masing lembaga memiliki
keterkaitan langsung dengan masyarakat yang eksisis, demikian juga antara
lembaga-lembaga sosial terhadap hubungan timbal balik, yang saling
pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Lembaga sosial
yang dianggap paling penting adalah: keluarga, ekonomi, politik, pendidikan,
dan agama.
Elemen budaya membantu menyatukan
dan mengatur kehidupan sosial. Ini memberikan orang-orang landasan umum dalam
komunikasi dan saling pengertian. Elemen budaya mencakup: seni, tradisi,
bahasa, pengetahuan dan niali-nilai agama. Ahli sosiologi melakukan studi
terhadap pengaruh masing-masing elemen tersebut terhadap kondisi karakter
dan prilaku sosial.
Perubahan sosial adalah perubahan
yang terjadi dalam kondisi atau pola prilaku dalam masyarakat. Banyak
faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, seperti mode invensi,
revolusi, perang, atau sejumlah masalah penduduk lainnya. Tetapi teknologi
memainkan pera yang sangat penting dalam perubahan sosial masyarakat, terutam
sejak revolusi industr di Eropa. Secara umum perubahan sosial dapat
dibagi dua (dilihat dari sumber terjadinya perubahan), yakni perubahan
internal (dalam) dan perubahan eksternal (luar).
Metode
Penelitian dalam Sosiologi
1.
Metode Penelitian Kuantitatif
Metode
kuantitatif adalah metode penelitian yang dalam menganalisis datanya
mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Gejala yang diteliti diukur
dengan skala, indeks, tabel, atau formula-formula tertentu yang cenderung
menggunakan uji statistik. Menurut Creswell dalam Asmadi Alsa (2007),
penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang bekerja dengan angka, yang
datanya berwujud bilangan, yang dianalisis menggunakan statistik. Fungsinya
untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik.
Selain itu juga untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu
memengaruhi variabel yang lain.
Masalah
penting dalam penelitian kuantitatif adalah kemampuan untuk melakukan
generalisasi hasil penelitian, yaitu seberapa jauh hasil penelitian dapat
digeneralisasi pada populasi. Hal ini karena secara tipikal penelitian
kuantitatif selalu dikaitkan dengan proses yang dinamakan induksi enumeratif.
Induksi enumeratif adalah menarik kesimpulan berdasarkan angka dan melakukan
abstraksi berdasarkan generalisasi.
Menurut
Asmadi Alsa, langkah-langkah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif beserta spesifikasinya adalah sebagai berikut.
a.
Mengidentifikasi Masalah Penelitian
Dalam
hal ini, penelitian kuantitatif perlu menguraikan kecenderungan atau
menjelaskan keterkaitan antara variabel dan pengembangannya. Penjelasan ini
menunjukkan bahwa peneliti tertarik dalam menentukan apakah satu atau lebih
variabel yang mungkin memengaruhi variabel lain.
b.
Melakukan Tinjauan Kepustakaan
Melakukan
tinjauan terhadap kepustakaan dimaksudkan untuk menunjukkan pentingnya
permasalahan penelitian itu untuk diteliti dan untuk mengidentifikasi arah
penelitian. Mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti melakukan telaah
pustaka dan mengidentifikasi variabel-variabel kunci yang layak dan
berhubungan, serta memiliki kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam
penelitian. Di samping itu, kegiatan tinjauan kepustakaan ini juga dimaksudkan
untuk mengarahkan tujuan dan pertanyaan atau hipotesis penelitian.
c.
Menetapkan Tujuan Penelitian
Pernyataan
tentang tujuan, pertanyaan-pertanyaan penelitian, dan hipotesis dalam
penelitian kuantitatif harus sempit dan spesifik. Hal ini dikarenakan peneliti
harus mengisolasi variabel-variabel yang diteliti.
d.
Mengumpulkan Data
Dalam
penelitian kuantitatif, pengumpulan data didasarkan pada instrumen yang sudah
ditetapkan sebelum penelitian. Instrumen yang dimaksud adalah daftar pertanyaan
terstruktur (kuesioner).
e.
Menganalisis dan Menginterpretasi Data
Analisis
data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah analisis statistik yang
meliputi uraian kecenderungan, perbandingan kelompok yang berbeda, atau
hubungan antarvariabel. Selain itu kita juga melakukan interpretasi terhadap
data yang telah terkumpul. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan
antara hasil penelitian dengan yang diprediksikan sebelum penelitian. Jadi
interpretasi ini merupakan penjelasan mengenai hasil penelitian, apakah
mendukung atau tidak mendukung prediksi yang diharapkan sebelumnya.
Pendekatan
dalam metode ini biasanya sangat bergantung pada hipotesis dan variabel,
sehingga metode pendekatannya berbeda dengan kualitatif. Pendekatan yang
digunakan dalam metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan populasi dan
pendekatan sampel.
a.
Pendekatan Populasi
Populasi
adalah kumpulan seluruh anggota dalam kelompok tertentu yang memiliki jumlah
yang besar karena melibatkan seluruh anggota kelompok. Sebagai suatu populasi,
kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri dan karakteristik bersama yang
membedakan dari kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas
hanya sebagai ciri lokasi, akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik
individu.
Studi
populasi seringkali tidak memungkinkan dilakukan untuk jangka panjang apabila
karakteristik subjek dan variabel penelitiannya menyangkut aspek perkembangan.
Namun apabila populasi yang hendak diteliti harus dipelajari seluruhnya, maka
sangat mungkin akan memakan waktu yang lama guna mengambil data, membutuhkan
tenaga peneliti dan tenaga lapangan yang banyak sekali, serta akan menghabiskan
dana yang sangat besar.
Suatu
penelitian tidak dapat dilakukan terhadap seluruh populasi karena apabila hal
itu dilakukan, maka akan dapat merusak populasi itu sendiri. Oleh karena itu,
batasan dan karakteristik populasi harus jelas dan tegas sehingga kesimpulan
penelitian dan target generalisasinya juga jelas. Begitu pentingnya pembatasan
karakteristik populasi ini mengakibatkan pemilihan sampel dan pengambilan data
belum dapat dilakukan sebelum batasan populasi tersebut diperoleh dengan benar.
b.
Pendekatan Sampel
Sampel
adalah wakil dari populasi yang diteliti atau dapat dikatakan sebagai bagian
dari populasi. Karena merupakan bagian dari populasi, maka harus memiliki ciri
seperti yang dimiliki oleh populasinya. Apakah suatu sampel merupakan
representasi yang baik bagi populasinya sangat tergantung pada sejauhmana
karakteristik sampel itu sama dengan karakteristik populasinya. Karena analisis
penelitian didasarkan pada data sampel, sedangkan kesimpulannya nanti akan
diterapkan pada populasi, maka sangat penting untuk memperoleh sampel yang
representatif bagi populasinya. Untuk itulah perlu pemahaman mengenai
teknik-teknik pengambilan sampel yang tepat. Proses mengambil atau menentukan
sampel disebut dengan sampling.
Secara
garis besar kita mengenal dua macam teknik pengambilan sampel (sampling),
yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
1)
Probability Sampling
Probability
sampling merupakan teknik pengambilan sampel
yang memberi kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih.
Jenis ini dibagi atas simple random sampling dan stratified random
sampling.
a)
Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)
Pengambilan
sampel dengan cara acak sederhana memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih
bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi. Pengambilan sampel
secara acak sederhana ini dilakukan dengan cara undian, tabel, atau menggunakan
komputer sebagai media pengacaknya.
Ciri
utama sampel acak sederhana ini adalah bahwa setiap unsur dari keseluruhan
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Selain itu
kesempatan harus independen, artinya kesempatan bagi suatu unsur untuk dipilih
tidak memengaruhi kesempatan unsur-unsur lain untuk dipilih. Pengambilan sampel
dengan cara ini hanya dapat dilakukan pada populasi yang homogen. Apabila
populasinya tidak homogen, maka tidak akan diperoleh sampel yang representatif.
Selain menghendaki homogenitas, cara ini juga hanya praktis apabila digunakan
pada populasi yang tidak terlalu besar.
b)
Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata)
Pengambilan
sampel berstrata dilakukan pada suatu populasi yang terbagi atas beberapa
strata atau subkelompok dan dari masing-masing subkelompok itu diambil
sampel-sampel terpisah. Pengambilan sampel berstrata dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu dengan cara proporsional dan cara tidak proporsional.
(1)
Proportional Stratified Sampling (Sampel Berstrata Proporsional)
Pada
prosedur pengambilan sampel ini, banyaknya subjek dalam setiap subkelompok
harus diketahui perbandingannya lebih dahulu. Kemudian ditentukan persentase
besarnya sampel dari keseluruhan populasi. Persentase atau proporsi ini lalu
diterapkan dalam pengambilan sampel bagi setiap subkelompok atau stratanya.
Untuk lebih jelasnya lihatlah ilustrasi tabel berikut.
Tabel
Distribusi Subjek dalam Strata Populasi
Berdasarkan
tabel di atas, dari populasi yang berjumlah 1520 subjek ditetapkan untuk
diambil 20% sebagai sampel. Dengan mengambil secara random atau acak sebesar
20% subjek dari setiap strata sebagai sampel, maka distribusi subjek sampel
dapat kita lihat pada tabel berikut.
Dengan
demikian, berdasarkan tabel di atas kita dapat menentukan bahwa besarnya sampel
yang diambil adalah 304 dari 1520 populasi.
(2)
Disproportional Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata
Disproporsional)
Prosedur
ini biasanya dilakukan karena alasan statistik yang kadang-kadang analisisnya
meminta jumlah subjek yang sama dari masing-masing subkelompok. Kadangkala,
pengambilan sampel dengan model ini dapat mengakibatkan terlalu sedikit jumlah
sampel dalam satu atau beberapa strata. Padahal kita ketahui bahwa semakin
besar jumlah sampel dalam masing-masing strata, maka kesalahan pengambilan
sampel (sampling error) akan semakin kecil.
Dalam
cara ini, penentuan sampel dilakukan tidak dengan mengambil proporsi yang sama
bagi setiap subkelompok atau strata, akan tetapi dimaksudkan untuk mencapai
jumlah tertentu dari masing-masing strata. Untuk lebih jelasnya kita lihat
ilustrasi tabel berikut.
Dengan
melihat tabel di atas, kita dapat menentukan bahwa besarnya sampel yang diambil
untuk dijadikan sebagai subjek dalam penelitian adalah 32 orang dari 98
populasi.
c)
Cluster Random Sampling (Sampel Acak Klaster)
Pengambilan
sampel dengan cara ini adalah dengan melakukan randomisasi terhadap kelompok,
bukan terhadap subjek secara individual. Sebagai contoh, pada suatu tempat kos
siswa yang terdiri dari 30 kamar, siswa yang menghuni masing-masing kamar
tersebut adalah 3 orang. Dengan cara klaster, pengambilan sampel tidak
dilakukan randomisasi terhadap 90 orang siswa secara individual, melainkan
lewat randomisasi terhadap kamar sebagai klaster. Misalnya dipilih 20 kamar
dari 30 kamar yang ada dan menjadikan seluruh penghuni kamar terpilih sebagai
sampel, sehingga kita memiliki 20 x 3 = 60 orang siswa sebagai subjek.
2)
Nonprobability Sampling
Nonprobability
sampling adalah suatu cara pengambilan
sampel, di mana besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel
tidak diketahui. Tentu saja akibat dari kondisi ini kita tidak mungkin dapat
menghitung besarnya kesalahan dalam estimasi terhadap karakteristik populasi.
Yang termasuk nonprobability sampling di antaranya adalah quota
sampling dan purposive sampling.
a)
Quota Sampling
Quota
sampling adalah metode memilih sampel yang
mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Misalnya
sejumlah siswa kelas XII yang pernah menjadi pengurus OSIS di sekolahnya, atau
sejumlah siswa kelas XII yang pernah mengikuti seminar tentang
penelitian.Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tidak dapat
dipandang sebagai generalisasi umum. Dalam sampel dengan sengaja kita
memasukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan.
b)
Purposive Sampling
Purposive
sampling ini dilakukan dengan mengambil
orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang
dimiliki oleh subjek itu. Sampel yang dipilih adalah sampel yang dapat relevan
dengan rancangan penelitian. Peneliti berusaha agar dalam sampel itu terdapat
wakil-wakil dari segala lapisan populasi. Dengan demikian harus diusahakan agar
sampel itu memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi, sehingga dapat
dianggap representatif.
Misalnya
untuk menilai mutu kegiatan OSIS di Sekolah Menengah Atas, peneliti harus
menentukan sampel yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, guru-guru yang menjabat sebagai pembina OSIS, pengurus OSIS,
pengurus Komite Sekolah, dan sebagian siswa.
c)
Snowball Sampling
Dalam
snowball sampling ini kita memulai dari kelompok kecil yang nanti
diminta untuk menunjuk orang lain dalam kelompok tersebut. Kemudian orang lain
tersebut diminta pula untuk menunjukkan kawan masing-masing pula, begitu
seterusnya sehingga kelompok itu senantiasa bertambah besar. Sampling ini
dipilih apabila kita ingin menyelidiki hubungan antarmanusia dalam kelompok
yang baik, atau menyelidiki cara-cara informasi tersebar di kalangan tertentu.
Misalnya bagaimana orang menanamkan modal, membeli rumah di perumahan, dan lain
sebagainya.
2.
Metode Penelitian Kualitatif
Metode
penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang mengutamakan cara kerja
dengan menjabarkan data yang diperoleh dengan cara verbal. Pada dasarnya ada
tiga unsur utama dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut.
1.
Data, bisa berasal dari
bermacam-macam sumber, biasanya dari wawancara dan pengamatan.
2.
Prosedur analisis dan interpretasi
yang digunakan untuk mendapatkan temuan atau teori. Prosedur ini mencakup
teknik-teknik untuk memahami data atau biasa disebut dengan coding (penandaan).
3.
Laporan tertulis dan lisan. Laporan
ini dapat dikemukakan dalam jurnal ilmiah atau konferensi. Bentuknya bisa
beragam, tergantung pada khalayak dan aspek-aspek temuan atau teori yang
disajikannya.
Untuk
melakukan penelitian kualitatif, ada beberapa langkah yang harus kamu lakukan.
Menurut Asmadi Alsa, langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Mengidentifikasi Masalah Penelitian
Berbeda
dengan penelitian kuantitatif yang menekankan pada deskripsi dan eksplanasi,
penelitian kualitatif melakukan penelitian dengan cara yang eksploratif dan
berusaha memahami fenomena sentralnya. Eksplorasi di sini maksudnya bahwa
peneliti hanya mengetahui sedikit tentang fenomena yang akan diteliti, sehingga
peneliti harus belajar lebih banyak tentang fenomena tersebut dari subjek yang
diteliti.
b.
Melakukan Tinjauan Kepustakaan
Dalam
penelitian kualitatif, kepustakaan lebih dimaksudkan sebagai dasar untuk
melakukan justifikasi (pentingnya masalah itu diteliti) atas permasalahan
penelitian dan tidak mengarahkan pertanyaan penelitian. Ini berarti bahwa
kepentingan tinjauan kepustakaan merupakan keperluan yang sekunder, sedangkan
yang utama adalah pandangan dan pengalaman dari subjek.
c.
Menetapkan Tujuan Penelitian
Dalam
penelitian ini, tujuan penelitian lebih banyak diarahkan untuk aspek
keterbukaan (open-ended), karena dimaksudkan untuk memperoleh pandangan
subjek tentang masalah yang diajukan dalam penelitian. Maksud peneliti adalah
memberikan kesempatan kepada subjek untuk berbicara secara terbuka mengenai
pengalaman mereka.
d.
Mengumpulkan Data
Ketika
melakukan penelitian kualitatif, seorang peneliti dapat mengembangkan satu
fokus saat mengumpulkan data, ia tidak menggunakan pendekatan dalam
penelitiannya dengan pertanyaan-pertanyaan khusus untuk menjawab atau menguji
hipotesis. Peneliti kualitatif cenderung mengumpulkan datanya melalui kontak
terus-menerus dengan informan (subjek) dalam pergaulan sehari-hari.
Metode
pengumpulan data yang mewakili karakteristik penelitian kualitatif ini adalah
observasi berpartisipasi dan pertanyaan mendalam (in-depth interview).
Prosedur yang digunakan secara runtut menurut Bogdan dan Biklen seperti
dikutip dalam Asmadi Alsa (2007) adalah sebagai berikut.
1)
Mengumpulkan data berupa kata-kata (verbal);
2)
Menganalisis kata-kata tersebut dengan cara pendeskripsian peristiwa-peristiwa
dan memperoleh atau menetapkan tema;
3)
Mengajukan pertanyaan umum dan luas;
4)
Tidak membuat prediksi terhadap subjek yang diamati, tetapi menyandarkan diri
pada peneliti untuk membentuk apa yang mereka laporkan;
5)
Tetap dapat dilihat dan ada dalam laporan tertulis.
e.
Menganalisis Data
Dalam
penelitian kualitatif, karena datanya terdiri dari teks dan gambar, maka ada
perbedaan pendekatan analisisnya. Ada beberapa pendekatan dalam metode
kualitatif ini, di antaranya adalah pendekatan fenomenologis, interaksi
simbolis, historis, komparatif, gabungan antara komparatif dan historis, studi
kasus, dan studi kepustakaan.
1)
Pendekatan Fenomenologis
Sebuah
pendekatan yang berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap
orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu disebut dengan pendekatan
fenomenologis. Pendekatan ini memberi tekanan pada verstehen, yaitu
pengertian interpretatif terhadap pengamatan manusia. Fenomenologi tidak
berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang
ditelitinya. Oleh karena itu, dalam fenomenologi peneliti berusaha untuk masuk
ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa,
sehingga mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan olehnya
di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Pendekatan Interaksi Simbolis
Pendekatan
ini berasumsi bahwa pengalaman manusia dipengaruhi oleh penafsiran. Objek,
orang, situasi, dan peristiwa tidak memiliki pengertiannya sendiri, sebaliknya pengertian
itu diberikan untuk mereka. Melalui interaksi seseorang membentuk pengertian.
Orang dalam situasi tertentu sering mengembangkan definisi karena mereka secara
teratur berhubungan dan mengalami pengalaman bersama, masalah, dan latar
belakang, tetapi kesepakatan tidak merupakan keharusan. Di pihak lain sebagian
memegang definisi bersama untuk menunjuk pada kebenaran, suatu pengertian yang
senantiasa dapat disepakati. Hal itu dapat dipengaruhi oleh orang yang melihat
sesuatu dari sisi lain. Pendekatan ini tidak menolak kenyataan bahwa konsep
teoretik tersebut mungkin bermanfaat. Namun, hal itu hanya relevan untuk
memahami perilaku sepanjang hal itu memasuki atau berpengaruh terhadap proses
pendefinisian.
3)
Pendekatan Historis
Pendekatan
historis merupakan suatu pendekatan yang analisis datanya didasarkan pada
peristiwa-peristiwa masa lampau untuk mengetahui kejadian saat ini. Pendekatan
ini menurut suatu peristiwa pada suatu waktu, kemudian dieksplanasi (dikupas)
untuk memahami kejadian-kejadian yang ada pada saat itu guna menerapkan pada
kejadian saat ini.
4)
Pendekatan Komparatif
Pendekatan
ini merupakan suatu pendekatan dengan cara membandingkan antara kondisi
masyarakat di suatu tempat dengan kondisi masyarakat yang ada di tempat yang
lain. Dengan mendasarkan pada konsep yang sama, pendekatan ini mencoba
menafsirkan kejadian berbeda antarmasyarakat untuk dicari perbedaannya.
5)
Pendekatan Gabungan antara Komparatif dan Historis
Dapat
dikatakan bahwa pendekatan gabungan merupakan suatu pendekatan yang berusaha
untuk membandingkan pola kehidupan masyarakat pada kurun masa tertentu dengan
masyarakat masa sekarang. Penafsiran atas perbedaan inilah yang akan menjadi
orientasi pendekatan gabungan.
6)
Pendekatan Studi Kasus
Pendekatan
studi kasus memusatkan perhatian pada fenomena-fenomena sosial yang nyata dalam
masyarakat, di mana yang ditelaah adalah keadaan masyarakat dilihat dari
persoalan atau kasus tertentu, baik dalam suatu lembaga, kelompok, maupun
secara individu. Contohnya gerakan buruh memprotes undang-undang
ketenagakerjaan, gerakan mahasiswa memprotes kenaikan harga BBM, dan lain-lain.
Atau dengan kata lain pendekatan ini berusaha mendalami secara sungguh-sungguh
dari salah satu gejala yang nyata yang terdapat dalam kehidupan masyarakat pada
waktu itu.
7)
Pendekatan Studi Kepustakaan
Pendekatan
ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam
materi yang ada dalam batasan kepustakaan. Misalnya dapat berupa buku-buku,
majalah-majalah, surat kabar, internet, rekaman audio-visual, dokumen,
jurnal-jurnal ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.
- See more at:
http://www.siswapedia.com/metode-penelitian-dalam-sosiologi/#sthash.FbcciDHB.dpuf
0 comments:
Post a Comment